Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Social Icons

Jumat, 04 Januari 2013

TEST PENGUKURAN = POWER


III. PENGUKURAN KESEGARAN JASMANI
A.    Pengertian
Kesegaran Jasmani diartikan sebagai kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa melakukan kelelahan yang berlebihan, serta masih memiliki cadangan tenaga untuk mengisi waktu luang melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendadak. Sebagai contoh seorang pelajar melakukan kegiatan belajar di sekolah dari mulai masuk kelas, mengikuti pembelajaran, dan sampai jam pelajaran selesai tanpa mengalami kelelahan yang sangat. Setelah pulang dari sekolahpun masih bisa melakukan aktifitas lainnya seperti membantu orang tua atau belajar tambahan diluar sekolah. Jadi apabila kita melakukan aktifitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan bahkan masih mempunyai tenaga cadangan maka dapat disimpulkan kita termasuk mempunyai kesegaran jasmani atau kebugaran tubuh yang baik pula.
Memberikan batasan kesegaran jasmani atau physical fitness secara tepat adalah tidak mudah, karena pada hakikatnya kesegaran jasmani merupakan hal yang rumit dan kompleks
Beberapa pengertian kesegaran jasmani dari para ahli akan dikemukakan berikut ini. Soedjatmo Soemowerdojo, ahli fisiologi, berpendapat bahwa kesegaran jasmani lebih dititik beratkan pada physiological  fitness ; yaitu kemampuan tumbuh untuk menyesuaikan alat-alat tubuhnya untuk  dalam batas-batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan dan atau kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreasif dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama esok harinya. Sementara itu T.Cholik Muthohir (1999) sebagai ahli pendidikan jasmani  bahwa pada hakekatnya kesegaran jasmani merupakan kondisi yang mencerminkan kemapuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti.


Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000) “ sehat sejahtera paripurna” pengertian bahwa  seseorang tidak hanya sehat jasmani tetapi juga harus :


  1.        Merasa tentram dan lapang, bebas dari tekanan yang diakibatkan oleh stress mental dan disamping itu ia juga harus mampu mengolah stress.
  2.                   Merasa berguna dalam menjalankan hidup dan merasa dihargai oleh lingkungan social disekitarnya.
  3.                   Merasa optimis menatap masa depan, dan secara moral berserah diri kepada yang maha kuasa
  4.         Mampu melaksanakan tugas secara produktif untuk ukuran usia tanpa bergantung atau menyusahkan orang lain.
            Secara fisiologis tekanan terhadap kerja fisik dapat berupa perubahan pada sistem kerja jantung dan paru (sistem kardiorespirasi), perubahan hormonal, dan sistem energi yang digunakan. Hal ini dipengaruhi oleh kesiapan dan kesesuaian struktur tubuh terhadap beban kerja atau tugas fisik yang dilakukan.

                Seseorang bugar ditandai dengan tubuh yang tidak mengandung banyak jaringan lemak, tulangnya kokoh dan padat, otot-otot yang kuat, dan memiliki persendian yang teguh serta sistem pernafasan berdaya tahan tinggi.

                Sementara  tanda-tanda kebugaran  yang rendah terdiri dari (a) struktur anatomi tidak efisien, ditandai dengan adanya pronasi, struktur tulang belakang  tidak normal, (b) kesiap siagaan dan stabilitas emosi rendah, yaitu kurang konsentrasi, mudah tersinggung dan terkejut, (c) daya tahan system kardio respiratori rendah, kondisi mudah lelah meskipun dengan aktivitas yang sangat ringan, (d) system metabolisme kurang efisien, ditandai dengan kadar kolesterol, trigleserida tinggi dan gula darah tidak normal. 

                Derajat kebugaran dapat tergambar seberapa baik penyesuaian fisik terhadap beban dan tugas fisik yang dilakukan dan seberapa cepat proses pulih asal dari kelelahannya. Semakin baik tingkat tingkat penyesuaian terhadap tugas fisik dan kecepatan pulih asalnya semakin baik pula tingkat kebugaran yang dimilkinya. Dengan demikian kita perlu membahas  komponen-komponen yang mendukung tungkat kebugaran jasmani tersebut dan upaya  peningkatannya, agar kita dapat melakukan pelatihan dan pembelajaran pendidikan jasmani (olahraga) secara terarah.




B.    Pengukuran komponen kesegaran jasmani
Apa sajakah komponen atau unsur-unsur dari kesegaran jasmani, dilihat dari komponen yang membentuk kesegaran jamnai seseorang dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang berkaitan dengan kesehatan (healt related fitness) dan komponen yang berkaitan dengan ketrampilan (skill related fitness). Komponen yang berkaitan dengan kesehatan terdiri dari daya tahan jantung dan                    paru-paru, komposisi tubuh, fleksibilitas, kekuatan dan daya tahan otot (muscular).
Sedangkan komponen kesegaran jasmanii yang berhubungan dengan keterampilan, meliputi: daya ledak, kecepatan, kelincahan, koordinasi gerak, kecepatan reaksi dan keseimbangan.
untuk menjalankan aktifitas sehari-hari misalnya pelajar dan anggota masyarakat yang bersosialisi, minimal memiliki komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, sedangkan komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan lebih                                        dibutuhkan oleh orang yang menjaga prestasi contohnya para atlit dan penari.
Baiklah kita lanjutkan pembahasan yang berkaitan dengan komponen kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan:


  •         Daya tahan Jantung

    Daya tahan jantung dan paru-paru di kenal dengan istilah daya tahan kardiovaskuler dan daya tahan kardiorespirasi atau kapasitas aerobik, artinya daya tahan jantung/paru-paru adalah kemampuan jantung, paru-paru, dan peredaran darah untuk melakukan tugas-tugas fisik yang berat dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika daya tahan jantung, dan paru-paru sseseorang lemah maka orang tersebut akan mudah lelah dan sulit pulih setelah melakukan pekerjaan berat.


  •       Komposisi Tubuh
Yang dimaksud komposisi tubuh adalah perbandingan yang proporsional antara tinggi badan dengan berat badan seseorang dan termasuk jumlah cairan tubuh, lemak, protein yang terkandung dalam tubuh seseorang. semakin proporsional perbandingan tinggi dan berat badan seseorang dimungkinkan memiliki kesegaran jasmani yang baik pula.

  •        Kekuatan Otot
Otot merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menggerakan anggota tubuh, sebagai daya penggerak aktivitas fisik diperlikan otot yang kuat, kekuatan otot juga dapat melindungi seseorang dari kemungkinan cidera saat melakukan aktifitas gerak sehari-hari. Kekuatan otot dapat diartikan kemampuan otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja seperti menggerakan anggota tubuh saat berlari, berjalan dan mengangkat. Kekuatan otot ini dipengaruhi oleh faktor latihan yang teratur dan terencana secara sistematis. Sedangkan Daya tahan otot dapat diartikan kemampuan otot atau sekumpulan otot dalam melakukan kontraksi otot atau kerja otot yang berturut-turut atau melakukan kontraksi otot statis dalam waktu lama. misalnya atlit yang melakukan push-up, dan atlit angkat besi.
Demikian penjelasan yang berkaitan dengan Kesegaran Jasmani atau kebugaran jasmani, semoga bisa dipahami. Kritik dan saran selalu saya nantikan untuk perbaikan tulisan dimasa datang.
C.    Fungsi Kesegaran Jasmani
Kesegaran Jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari hasil seminar kebugaran jasmani nasional pertama yang dilaksanakan diJakarta pada tahun 1971 dijelaskan bahwa fungsi kebugaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi serta daya tahan dari setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara.
Berdasarkan fungsinya, kesegaran jasmani dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
Pertama yang bersifat umum kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan,kemampuan, kesanggupan daya reaksi dan daya tahan setiap manusia yang berguana untuk mempertinggi daya kerja.
Kedua yang bersifat khusus kesegaran jasmani adalah sesuai dengan kekhususan masing-masing, yang dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu golongan yang berdasarkan pekerjaan misalnya atlet pelajar atau mahasiswa. Golongan yang berdasarkan keadaan ibu hamil untuk menghadapi saat kelahiran. Keadaan berdasarkan penyandang cacad  untuk rehabilitasi. Keadaan yang berdasarkan umur, misalnya bagi anak, anak untuk merangsang pertumbuhan, dan bagi lansia untuk mempertinggi ketahan tubuh.


  •         Power
Power atau daya ledak disebut juga sebagai kekuatan eksplosif (pyke & Watson, 1978). Power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran  kekuatan otot yang maksimal dalam waktu secepat-cepatnya. Batasan baku yang dikemukanan oleh ( Hatfield (1989), yaitu : power merupakan hasil perkalian antara gaya (force) dan jarak (distance) dibagi dengan waktu (time) atau juga power dapat dinyatakan sebagai kerja dibagi waktu (Kidekendall, 1987). Dengan demikian tes yang bertujuan untuk mengukur power seharusnya melibatkan komponen gaya jarak, dan waktu.
Banyak tes power yang sekarang digunakan tidak melibatkan komponen gaya, jarak, dan waktu. Kenyataannya hanya mengukur jarak sebagai hasil kerja. Misalnya, vertical jump test, standing broad atau long jump, vertical arm-pull(distance).
Pengukuran yang hanya mengukur jarak hanya sebagai hasil kerja disebut athletic power (Johnson & Nelson,1986, Thomas & Nelson 1990). Athletic power tidak tepat digunakan untuk mengukur power apabilah pengukuran tersebut bertujuan penelitian. Bila bertujuan untuk penelitian, pengukuran power menggunakan work power (Johnson & Nelson,1986, Thomas & Nelson 1990). Dalam pengukuran work power, usaha-usaha khusus biasanya dilakukan untuk meminimalkan gerakan-gerakan yang tidak berguna, agar hasil yang maksimum dapat dikeluarkan oleh kelompok otot tertentu. Verticall arm-pull (work) vertical power jump test, dan margarita-kalamen power test merupakan test yang bertujaun untuk mengukur work power.
Agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan, selain memperhatikan bentuk tes juga harus dibedakan jenis power yang akan diukur. Bompa (1990), membedakan power menjadi dua, yaitu power siklis dan asiklis. Perbedaan jenis ini dilihat  dari segi kesesuaian jenis gerakan atau keterampilan gerak. Dalam kegiatan olahraga power tersebut dapat dikenali dari perannya pada suatu cabang olahraga. Cabang-cabang olahraga yang dominan power asiklis adalah melempar, menolak pada atletik, usur-unsur gerakan senam, beladiri, loncat indah, dan permainan. Sedangkan olahraga lari cepat, dayung, renang, bersepeda, dan sejenis lebih dominan power siklisnya 



    1.      Vertical jump
Tujuan                                  : mengukur power tungkai dalam arah vertical
Sasaran                                : Laki-laki dan perempuan 9 tahun keatas
Perlengkapan                    :  -  Papan bermeteran yang dipasang didinding dengan ketinggian 150 sampai 350 cm  tingkat ketelitiannya hingga 1 cm
-          Bubuk kapur
-          Dinding sedikitnyaa setinngi 365 cm (12 feet)
Pelaksanaan                       :
-          Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, telapak kakmenempel penuh dilantai, ujung jari tangan yang dekan dengan dinding dibumbui bubuk kapur
-          Satu tangan testi yang dekat dengan dinding meraih keatas setinggi mungkin, kaki tetap menempel dilantai, catat tinggi raihannya pada bekas ujung jari tengah.
-          Testi meloncat keatas setnggi mungkin dan menyentuh papan. Lakukan tiga kali loncatan pada bekas ujung jari tengah
-          Posisi awal ketika meloncat adalah : telapak kaki tetap menempel dilantai, lutut ditekuk, tangan lurus agak dibelakang badan
-          Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat keatas
Penilaian                              :
-          Ukur selisih antara tinggi loncatan  dan tinggi raihan
-          Nilai yang diperoleh testi adalah selish yang terbanyak antara tinggi loncatan dan tinggi raihan dari ketiga loncatan yang dilakukan.

2.      Standing Broad atau Long Jump

Tujuan                                  : mengukur power tungkai kearah depan.
Sasaran                                                : Laki-laki dan perempuan yang berusia 6 tahun keatas
Perlengkapan                    :
-          Lantai yang datar dan rata
-          Meteran
-          Isolasi atau bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat garis batas
-          Bendera kecil bertangkai atau bahan lain yang dapat digunakan untuk member tanda hasil loncatan.
Pelaksanaan                       :                                                                              
-          Testi berdiri kebelakang garis batas, kaki sejajar, lutut ditekuk, tangan dibelakang badan
-          Testi bediri dibelakang garis batas, kaki sejajar, lutut ditekuk, tangan dibelakang badan
-          Ayun tangan dan melompat sejauh mungkin kedepan dan kemudian mendarat dengan kedua kaki bersama-sama.
-          Beri tanda bekas pendaratan bagi tubuh yang terdekat dengan garis start
-          Testi melakukan 3 kali loncatan
-          Sebelu melakukan tes yang sesungguhnya testi boleh mencoba sampai dapat melakukan gerakan dengan benar

Penilaian                              :
-          Hasil testi diukur dari bekas pendaratan badan atau anggota badan yang terdekat garis start
-          Nilai yang diperoleh testi adalah jarak loncatan terjauh yang diperoleh dari ketiga loncatan

    
                    3.    Margarita-Kalamen Power Test
Tujuan                                  : untuk mengukur power tungkai
Perlengkapan                    :
-          Tangga yang dibuat khusus untuk keperluan ini. Tangga dibuat meningkat

-          sebanyak 12 anak tangga. Ketinggian masing-masing tangga 17,4 cm
-          Penimbang berat badan
-          Alat pengatur waktu otomatis yang dapat berjalan  dan berhenti ketika testi menginjak  ketinggian tertentu. Tingkat ketelitiannya sampai dengan per seratus detik



Pelaksanaan                       :
-          Testi berdiri 6 m di depan tangga terbawah, kemudian berlari sesingkat-singkatnya ke atas tangga. Tiga tangga  pertama dilewati sekaligus dalam waktu
-          Alat pencatat waktu akan berjalan ketika testi menginjak tangga ke tiga dan berhenti ketika testi menginjak angga ke 9
-          Catat waktu tempuhnya sampai perseratus detik
-          Testi boleh melakukan 3 kali ulangan
-          Dari waktu tempuh terbaiknya dihitung dengan rumus :
 = kgm/detik
P= power, W = berat badan ( dalam Kg), D = tinggi vertical dari tangga ke 3 samapai ke 9, t = waktu tempuh dari tangga ke 3 sampai ke 9 ( dalam detik)












IV.  DAFTAR PUSTAKA
Bompa TO, 1990. The Theory And Methodology Of Training The Key To Atheletic Performance, Dubuque. IOWA : Kendall/Hunt
http://www. topendsports.com
http://www.altorendimiento.com
Ismaryanti, 2008.Tes Dan Pengukuran Olahraga, Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS Dan UPT Penerbitan Dan Pencetakan UNS (UNS Press)
Pyke F & Watson G, 1978. Focus On Running An Introduction To Human Movement, Australia : Harper & Row Pty.Ltd
T. Cholik Muthohir,1999. Standarisasi Kesegaran Jasmani Atlet, Jurnal Iptek Olahraga, Jakarta : Ppitor Kantor Menteri Pemuda Dan Olahraga, Septerber 1999, Vol.1 Nomor 2
Thomas JR & Nelson JK,1990 Reseach Methods In Physical Activity, Illionis : Human Kinetics Books

0 comments:

Posting Komentar

komentar anda adalah inspirasi saya